SINOPSIS
Cerita The Secret In Their Eyes mencoba kembali merunut sebuah peristiwa penting dalam masa lalu Benjamin Espósito (Ricardo Darin), dimana sebuah misteri belum mampu dituntaskan dan masih membayang-bayangi kehidupan kekiniannya. Ketika itu Benjamin kembali menemui sisa masa lalunya untuk menuntaskan sebuah novel yang tengah dikarangnya, maka ditemuinyalah Hakim Irene Menéndez-Hastings (Soledad Villamil), atasan sekaligus belahan jiwa terpendamnya dahulu.
Dahulu Benjamin merupakan seorang agen federal yang harus mendapati satu kasus paling berpengaruh dalam hidupnya. Kasus itu adalah pembunuhan serta pemerkosaan terhadap seorang wanita muda bernama Liliana Coloto (Carla Quevedo). Kasusnya sendiri berusaha tampil rumit di tengah investigasi oleh Benjamin dkk., dan pun hebatnya satu kasus ini dapat berdampak pada semua pihak disekelilingnya. Sekaligus mengusik kehidupan Benjamin, karena dirinya sendiri sangat haus penasaran akan kebenaran dibalik kasus pembunuhan tersebut. Benjamin mengeluarkan segala kemampuannya dalam berdetektif, mencoba mencari clue dari foto-foto yang disodorkan suami sang korban, Ricardo Morales (Pablo Rago).
Kemudian kasus pun mulai menemukan titik cerah, seorang yang diduga tersangka telah dibulatkan pada nama Isidoro Gomez (Javier Godino). Diimplisitkan hanya dengan memandang matanya, Benjamin pun sudah menaruh keyakinan bahwa Gomez lah sang pelaku itu. Namun keyakinan tersebut harus mengalami perdebatan dengan Irene. Sayangnya, cerita tak dimuluskan begitu saja, caranya dengan membakar keadilan dalam alurnya. The Secret In Their Eyes menambahkan isu sebuah sistem peradilan yang bobrok, dimana disetir oleh kepentingan kelompok politik. Disinilah polesan satir itu seakan ingin menyentil realita Argentina di masa 1970-an, meski sentilan tersebut hanya bermaksud sebagai bumbu belaka.
Inilah yang membuat Benjamin muak, seakan tak berdaya melawan sistem dan memperjuangkan kembali kasus tersebut. Dirinya pun memilih untuk hengkang dari Bueno Aires, melarikan diri dari rasa muaknya dan sekaligus secret love yang tak kunjung dialamatkan pada Irene.
Dahulu Benjamin merupakan seorang agen federal yang harus mendapati satu kasus paling berpengaruh dalam hidupnya. Kasus itu adalah pembunuhan serta pemerkosaan terhadap seorang wanita muda bernama Liliana Coloto (Carla Quevedo). Kasusnya sendiri berusaha tampil rumit di tengah investigasi oleh Benjamin dkk., dan pun hebatnya satu kasus ini dapat berdampak pada semua pihak disekelilingnya. Sekaligus mengusik kehidupan Benjamin, karena dirinya sendiri sangat haus penasaran akan kebenaran dibalik kasus pembunuhan tersebut. Benjamin mengeluarkan segala kemampuannya dalam berdetektif, mencoba mencari clue dari foto-foto yang disodorkan suami sang korban, Ricardo Morales (Pablo Rago).
Kemudian kasus pun mulai menemukan titik cerah, seorang yang diduga tersangka telah dibulatkan pada nama Isidoro Gomez (Javier Godino). Diimplisitkan hanya dengan memandang matanya, Benjamin pun sudah menaruh keyakinan bahwa Gomez lah sang pelaku itu. Namun keyakinan tersebut harus mengalami perdebatan dengan Irene. Sayangnya, cerita tak dimuluskan begitu saja, caranya dengan membakar keadilan dalam alurnya. The Secret In Their Eyes menambahkan isu sebuah sistem peradilan yang bobrok, dimana disetir oleh kepentingan kelompok politik. Disinilah polesan satir itu seakan ingin menyentil realita Argentina di masa 1970-an, meski sentilan tersebut hanya bermaksud sebagai bumbu belaka.
Inilah yang membuat Benjamin muak, seakan tak berdaya melawan sistem dan memperjuangkan kembali kasus tersebut. Dirinya pun memilih untuk hengkang dari Bueno Aires, melarikan diri dari rasa muaknya dan sekaligus secret love yang tak kunjung dialamatkan pada Irene.
PENDAPAT
The Secret in Their Eyes membutuhkan kurang lebih dua jam untuk meyelesaikan kisahnya, mungkin bukan durasi yang sebentar untuk ukuran trhiller kriminal yang biasanya bergerak cepat. Begitu banyak yang ingin dihadirkan Campanella di sini, imbasnya menjadikan film yang juga berhasil menyabet Oscar untuk kategori film berbahasa asing 2009 lalu ini terasa sesak dan sedikit pelan, tapi menariknya ia sama sekali tidak terasa membosankan, setidaknya buat saya yang begitu menikmati bagaimana Campanella sukses membuat saya terjaga dengan menyelipkan banyak kejutan-kejutan menarik dan suspense yang terjaga baik hingga penutupannya nanti melalui pemilihan sudut-sudut kamera yang cantik dan pengunaan long take rumit (lihat adegan panjang di stadion sepak bola yang luar biasa itu) atau sekedar menyimak dialog-dialog cerdasnya yang banyak menyimpan petunjuk-petunjuk penting termasuk simbolisasi yang menyinggung kepribadian setiap karakternya, atau melihat bagaimana kasus itu kemudian berfek pada kehidupan Espósito dan urusan asmaranya.
Memadukan kisah menarik tentang kasus pembunuhan, satir politik, romansa dan karakter-karakter yang kuat, kamu bisa menyebut The Secret in Their Eyes sebagai sebuah romantic crime thriller ala Argentina yang lengkap. Ada begitu banyak kejutan menarik di dalamnya yang dibungkus dengan kualitas naskah dan pengarapan yang apik dari. Sulit buat saya untuk tidak menyukainya, tidak peduli seberapa lamban ia bergerak.