Rectoverso adalah sebuah film omnibus atau antologi Indonesia bernuansa cinta yang dirilis pada 14 Februari 2013.Film ini merupakan adaptasi dari album musik karya Dewi "Dee" Lestari berjudul Rectoverso yang dirilis pada tahun 2008
Rectoverso mengangkat sebuah tagline berbunyi Cinta yang tak Terucap. Berisi lima cerita yang dipilih dari sebelas cerpen sakti Dee di buku Rectoverso. Dalam proses pembuatan film, lima cerita itu dikerjakan oleh lima director yang berbeda-beda, mereka adalah Marcella Zalianty (Malaikat Juga Tahu), Rachel Maryam (Firasat), Cathy Sharon (Cicak di Dinding), Olga Lydia (Curhat Buat Sahabat) dan Happy Salma (Hanya Isyarat). Dewi Lestari adalah orang yang sangat cerdas dalam membuat sebuah cerita, bertemu sama lima director tadi jadinya sangat luar biasa. Kita bisa belajar banyak hal melalui lima cerita yang dihadirkan di film ini.
SINOPSIS
Malaikat Juga Tahu (Angel Knows) | Director: Marcella Zalianty
Writer : Ve Handojo | Staring: Lukman Sardi, Dewi Irawan, Prisia Nasution
Menceritakan sosok Abang (Lukman Sardi) seorang penderita autism yang jatuh cinta pada Leia (Prisia Nasution) seorang penghuni kos yang kebetulan tinggal di rumah kos-kosan Abang. Hidup di dunianya sendiri, suka musik klasik, jago main biola dan punya hobi mengumpulkan kotak sabun, selain Bunda (Dewi Irawan) hanya sosok Leia yang mampu mengerti kehidupan Abang. Abang jatuh cinta sama Leia dengan cara yang mungkin tidak dia pahami. Abang jadi berubah, tidak pernah tempramen dan berubah jadi lebih ceria.
Di antara kebahagiaan tersebut, ternyata ada sebuah hati yang tengah teriris menyaksikan kedekatan Abang dan Leia, yaitu Bunda. Bunda tau kalo Abang dan Leia nggak akan pernah bisa bersama, terlebih setelah kedatangan Hans (Michael Dommit) anak bungsu Bunda dari luar negeri. Hubungan antara Hans dan Leia yang semakin akrab, tentu akan membuat Abang nggak cuma terluka tapi hancur banget. Trus gimana nasib cinta Abang kepada Leia? apakah Leia lebih memilih Abang atau Hans? Apakah Abang dengan segala kondisinya tetap bisa merasakan cinta?
Yang jelas gw harus ngasih best performance (selain kepada Lukman Sardi) ke Dewi Irawan yang aktingnya bagus banget. Lukman Sardi aktingnya kampret banget ngebawain peran orang autis, rada ngingetin Sean Penn di film I'm Sam. Gw suka bagaimana penggambaran dunia Abang yang begitu innocent sekaligus mengharukan. Juga bagaimana penggambaran rasa tulus dari seorang Bunda untuk merawat anaknya yang autism. Melalui film ini kita diajarkan melihat hidup melalui jendela yang lain, melalui visi Abang. Kita akan dibuat haru ketika melihat kisah cinta seorang penderita autism.
Sebenernya cerita Malaikat Juga Tahu ini dulu pernah kita liat di videoklip Dewi lestari loh, salah satu best video karena bisa bercerita banyak hal. Best scene menurut gw adalah waktu Abang ngamuk dan nangis di pelukan Bunda. Kalimat "....cuma mau satu... cuma mau satu..." yang muncul dari mulut Abang menurut gw adalah klimaks dari cerita ini. Sangat brengsek sekali untuk dilihat dan dirasakan.
Firasat (Premonition) | Director : Rachel Maryam
Writer : Indra Herlambang | Staring: Asmirandah, Dwi Sasono, Widyawati
Senja (Asmirandah) adalah seorang gadis yang pendiem, insecure dan menganggap dirinya freak karena punya firasat yang tajam. Senja akhirnya bergabung dengan Klub Firasat, tempat berkumpul dan berbagi pertanda untuk orang-orang seperti dirinya. Senja bergabung semenjak memiliki firasat buruk akan ditinggal oleh orang terdekatnya, seperti ketika kecelakaan menimpa ayah dan adiknya dulu. Kali ini Senja mengalami firasat yang sama, ia menjadi takut dan sering mengalami mimpi buruk. Hal ini tentu aja membuat Ibu (Widyawati) menjadi cemas dan berusaha menghibur Senja.
Beyond everything, yang paling ditakuti Senja adalah firasat kematian ini berhubungan dengan Panca (Dwi Sasono), ketua Klub Firasat yang selama ini diam-diam Senja sukai. Terlebih ketika Panca hendak berpamitan kepada Senja untuk pergi ke Padang menemui orang tuanya. Trus, apakah Senja akan kembali kehilangan orang yang disayanginya lagi? apakah kali ini senja berhasil menafsirkan pertanda dan firasat yang diterimanya? The most crucial thing, apakah Senja masih punya waktu untuk mengutarakan cintanya kepada Panca?
Waktu baca cerpen Firasat gw terkaget-kaget di bagian ending, yeah such a bastard twist. Mungkin kalo belom baca cerpennya gw juga akan kembali kaget waktu nonton filmnya. Secara keseluruhan cerita yang ditampilkan di Firasat ini cukup bagus meskipun nggak sekuat cerita Malaikat Juga Tahu. Yang paling gw suka dari chapter ini adalah, gw diajarkan sebuah filosofi untuk saling menerima melalui kisah Senja dan Panca. Kadang hal yang paling baik yang bisa dilakukan manusia adalah menerima. Termasuk menerima bahwa orang yang kita cintai bakal pergi selamanya.
Di chapter ini ngga cuma Senja aja yang belajar buat menerima, tapi juga Ibu dan Panca. Pernah galau dengerin lagu Firasatnya Marcell? nah itu garis besar dari chapter Firasat. Best Scene: Waktu Panca naik taksi meninggalkan Senja menuju Padang. Dari mukanya kita bisa melihat sebuah gurat kepedihan yang dipaksakan untuk menjadi sebuah keikhlasan. Bagaimana beban yang selama ini disembunyikan Panca akhirnya jatuh juga. Seperti apa kata Dee, barangkali itulah mengapa kematian ada. Mengapa kita mengenal konsep berpisah dan berjumpa. Terkadang kita memang harus berpisah dengan diri kita sendiri; dengan proyeksi. Diri yang telah menjelma menjadi manusia yang kita cinta.
Cicak di Dinding (Lizard on the Wall) | Director : Cathy Sharon
Staring: Yama Carlos, Sophia Latjuba, Tio Pakusodewo
Di sebuah malam yang random, Taja
(Yama Carlos) seorang pelukis muda bertemu dengan Saras (Sophia
Latjuba). Yang gak diketahui Taja, Saras adalah seorang wanita dewasa
yang hidup dengan filosofi kebebasan and yet, very seductive. Dalam
pertemuan dengan Saras,Taja mendapatkan sebuah pengalaman ONS yang
paling berkesan dalam hidupnya. Takdir kembali mempertemukan Taja dan
Saras, kali ini mereka bertemu di sebuah kafe, saling terkoneksi satu
sama lain dan berbagi ilmu filosofi kopi bersama.
Pertemuan kedua Taja dan Saras kembali berakhir dengan pengalaman seksual yang sangat luar biasa. Yang membuat Taja heran, keesokan harinya Saras sudah menghilang dari kehidupan Taja. Saras yang anti komitmen, takut dengan rasa cinta Taja yang begitu besar. Tapi kayanya emang gak bisa main-main sama takdir deh. Sekali lagi, Taja dan Saras akhirnya dipertemukan kembali salam sekenario yang sedikit rumit. Hal ini melibatkan sosok Tio Pakusodewo yang begitu berarti untuk mereka berdua. Trus, apakah akhirnya Taja dan Saras bisa bersama? dan the biggest question, hubungannya Taja, Saras sama cicak itu apa?
Chapter Cicak di Dinding menurut gw adalah salah satu chapter yang gak gw begitu suka dengan eksekusinya. Gak tau kenapa, secara keseluruhan rasa cinta yang dihadirkan rada kurang kuat pondasinya (lokata rumah Beh). Bisa jadi, my major turn off buat chapter ini adalah kehadiran Marcella, Rachel, Kathy. Olga dan Happy sebagai cameo yang kehadirannya rada maksa. Err... udah 2013 dan masih jaman ya director merangkap jadi cameo dengan peran yang rada dipaksain?
Bagian dari diri gw yang berusaha connect ke cerita di chapter ini jadi sedikit kentang begitu tahu kehadiran mbak-mbak director tadi. Seolah-olah ada tangan yang nampar gw dan bilang, eh iya cerita di film ini beneran skenario film aja, tuh buktinya ada yang jadi cameo rame-rame. Best scene: Adegan waktu Saras mendapatkan hadiah perpisahan dari Taja yang membuat Saras kembali harus jujur pada dirinya sendiri bahwa dia juga mencintai Taja. Hingga pada akhirnya Saras membiarkan imajinasi tentang Taja berenang dan menelanjangi dirinya.
Pertemuan kedua Taja dan Saras kembali berakhir dengan pengalaman seksual yang sangat luar biasa. Yang membuat Taja heran, keesokan harinya Saras sudah menghilang dari kehidupan Taja. Saras yang anti komitmen, takut dengan rasa cinta Taja yang begitu besar. Tapi kayanya emang gak bisa main-main sama takdir deh. Sekali lagi, Taja dan Saras akhirnya dipertemukan kembali salam sekenario yang sedikit rumit. Hal ini melibatkan sosok Tio Pakusodewo yang begitu berarti untuk mereka berdua. Trus, apakah akhirnya Taja dan Saras bisa bersama? dan the biggest question, hubungannya Taja, Saras sama cicak itu apa?
Chapter Cicak di Dinding menurut gw adalah salah satu chapter yang gak gw begitu suka dengan eksekusinya. Gak tau kenapa, secara keseluruhan rasa cinta yang dihadirkan rada kurang kuat pondasinya (lokata rumah Beh). Bisa jadi, my major turn off buat chapter ini adalah kehadiran Marcella, Rachel, Kathy. Olga dan Happy sebagai cameo yang kehadirannya rada maksa. Err... udah 2013 dan masih jaman ya director merangkap jadi cameo dengan peran yang rada dipaksain?
Bagian dari diri gw yang berusaha connect ke cerita di chapter ini jadi sedikit kentang begitu tahu kehadiran mbak-mbak director tadi. Seolah-olah ada tangan yang nampar gw dan bilang, eh iya cerita di film ini beneran skenario film aja, tuh buktinya ada yang jadi cameo rame-rame. Best scene: Adegan waktu Saras mendapatkan hadiah perpisahan dari Taja yang membuat Saras kembali harus jujur pada dirinya sendiri bahwa dia juga mencintai Taja. Hingga pada akhirnya Saras membiarkan imajinasi tentang Taja berenang dan menelanjangi dirinya.
Cicak di Dinding (Lizard on the Wall) | Director : Cathy Sharon
Staring: Yama Carlos, Sophia Latjuba, Tio Pakusodewo
Di sebuah malam yang random, Taja
(Yama Carlos) seorang pelukis muda bertemu dengan Saras (Sophia
Latjuba). Yang gak diketahui Taja, Saras adalah seorang wanita dewasa
yang hidup dengan filosofi kebebasan and yet, very seductive. Dalam
pertemuan dengan Saras,Taja mendapatkan sebuah pengalaman ONS yang
paling berkesan dalam hidupnya. Takdir kembali mempertemukan Taja dan
Saras, kali ini mereka bertemu di sebuah kafe, saling terkoneksi satu
sama lain dan berbagi ilmu filosofi kopi bersama.
Pertemuan kedua Taja dan Saras kembali berakhir dengan pengalaman seksual yang sangat luar biasa. Yang membuat Taja heran, keesokan harinya Saras sudah menghilang dari kehidupan Taja. Saras yang anti komitmen, takut dengan rasa cinta Taja yang begitu besar. Tapi kayanya emang gak bisa main-main sama takdir deh. Sekali lagi, Taja dan Saras akhirnya dipertemukan kembali salam sekenario yang sedikit rumit. Hal ini melibatkan sosok Tio Pakusodewo yang begitu berarti untuk mereka berdua. Trus, apakah akhirnya Taja dan Saras bisa bersama? dan the biggest question, hubungannya Taja, Saras sama cicak itu apa?
Chapter Cicak di Dinding menurut gw adalah salah satu chapter yang gak gw begitu suka dengan eksekusinya. Gak tau kenapa, secara keseluruhan rasa cinta yang dihadirkan rada kurang kuat pondasinya (lokata rumah Beh). Bisa jadi, my major turn off buat chapter ini adalah kehadiran Marcella, Rachel, Kathy. Olga dan Happy sebagai cameo yang kehadirannya rada maksa. Err... udah 2013 dan masih jaman ya director merangkap jadi cameo dengan peran yang rada dipaksain?
Bagian dari diri gw yang berusaha connect ke cerita di chapter ini jadi sedikit kentang begitu tahu kehadiran mbak-mbak director tadi. Seolah-olah ada tangan yang nampar gw dan bilang, eh iya cerita di film ini beneran skenario film aja, tuh buktinya ada yang jadi cameo rame-rame. Best scene: Adegan waktu Saras mendapatkan hadiah perpisahan dari Taja yang membuat Saras kembali harus jujur pada dirinya sendiri bahwa dia juga mencintai Taja. Hingga pada akhirnya Saras membiarkan imajinasi tentang Taja berenang dan menelanjangi dirinya.
Pertemuan kedua Taja dan Saras kembali berakhir dengan pengalaman seksual yang sangat luar biasa. Yang membuat Taja heran, keesokan harinya Saras sudah menghilang dari kehidupan Taja. Saras yang anti komitmen, takut dengan rasa cinta Taja yang begitu besar. Tapi kayanya emang gak bisa main-main sama takdir deh. Sekali lagi, Taja dan Saras akhirnya dipertemukan kembali salam sekenario yang sedikit rumit. Hal ini melibatkan sosok Tio Pakusodewo yang begitu berarti untuk mereka berdua. Trus, apakah akhirnya Taja dan Saras bisa bersama? dan the biggest question, hubungannya Taja, Saras sama cicak itu apa?
Chapter Cicak di Dinding menurut gw adalah salah satu chapter yang gak gw begitu suka dengan eksekusinya. Gak tau kenapa, secara keseluruhan rasa cinta yang dihadirkan rada kurang kuat pondasinya (lokata rumah Beh). Bisa jadi, my major turn off buat chapter ini adalah kehadiran Marcella, Rachel, Kathy. Olga dan Happy sebagai cameo yang kehadirannya rada maksa. Err... udah 2013 dan masih jaman ya director merangkap jadi cameo dengan peran yang rada dipaksain?
Bagian dari diri gw yang berusaha connect ke cerita di chapter ini jadi sedikit kentang begitu tahu kehadiran mbak-mbak director tadi. Seolah-olah ada tangan yang nampar gw dan bilang, eh iya cerita di film ini beneran skenario film aja, tuh buktinya ada yang jadi cameo rame-rame. Best scene: Adegan waktu Saras mendapatkan hadiah perpisahan dari Taja yang membuat Saras kembali harus jujur pada dirinya sendiri bahwa dia juga mencintai Taja. Hingga pada akhirnya Saras membiarkan imajinasi tentang Taja berenang dan menelanjangi dirinya.
Hanya Isyarat (It's Only a Sign) | Director : Happy Salma
Writer : Key Mangunsong | Starring: Amanda Soekasna, Fauzi Baadila, Hamish Daud
Perjalanan spiritual yang sangat luar biasa. Salah satu cerita yang gw suka banget dari film Rectoverso. Al, adalah satu dari lima orang backpackers yang saling bertemu lewat forum milis. Meskipun baru beberapa hari bertemu, mereka udah akrab dan gila-gilaan bareng, meskipun pada kenyataannya Al lebih sering memilih untuk menyendiri. Di balik sikap menyendiri tersebut, ternyata Al naksir sama salah satu pemuda bernama Raga (Hamish Daud), sosok yang selama ini hanya ia kenal melalui punggungnya saja.
Al jatuh cinta sama seorang lelaki yang selama ini ia kenal melalui siluet punggungnya saja, bahkan warna matanya pun Al belum tahu. Suatu malam mereka berlima mengadakan sebuah permainan kecil, yaitu berlomba menceritakan kisah paling sedih yang mereka punya. Saat Raga menceritakan kisahnya, Al tersadar bahwa rasa cintanya harus berhenti sampai malam itu saja. Apakah Al menyesal telah mencintai sosok asing itu? Kenapa pada akhirnya Al bisa memenangkan permainan tersebut? Seperti apakah cerita sedih dari Raga?
Cerita Hanya Isyarat buat gw dibuat dengan sebuah pemikiran yang cukup dewasa. Ada dua ide utama yang menjadi highlight dari cerita ini, kisah cinta Al dan kehidupan rahasia Raga. Dari kisah hidup Raga kita bisa belajar arti dari sebuah kehidupan, yaitu seseorang yang sudah sampai di titik paling tinggi dari sebuah pencarian makna hidup. Harta, kekuasaan, bahkan cinta akan menjadi hal yang tidak berarti ketika kita sudah ada di sosisi paling tinggi tersebut.
Posisi yang seperti apa? just watch the movie. Simbol-simbol yang digunakan di film ini, menurut hemat gw adalah refleski dari Dee sendiri. Best scene: Waktu Al memenangkan games dan berhak menyuruh Raga untuk melakukan satu hal apa aja. Al bakal nyuruh Raga ngapain? nah itu serunya. Final rate: 7 Sebuah cerita yang simpel tapi dalem.
Gw akan merekomendasikan film Rectoverso untuk dintonton. Meskipun rada boring di awal, tapi makin kebelakang konfliknya makin melebur di ati. Film ini ngga melulu soal cheesy love story aja, di sini kita kembali diperlihatkan bahwa, kadang ada manusia yang nggak beruntung dalam mengalami cinta. Yang paling oke, film ini adalah film omnibus yang satu ceritanya saling berkaitan. Bukan kaya 5 film yang dimasukin jadi satu, masing-masing cerita di film ini mempunyai koneksi satu sama lain.
Kalo kamu ngeh, Senja dan Ibu (Firasat) mereka selalu mengirim roti ke Kos-Kosan Bunda dan Abang (Malaikat Juga Tahu). Salah satu teman backpacker Al (Hanya Isyarat) adalah salah satu anak Kos-Kosan Bunda (Malaikat Juga Tahu). Buku filosofi yang dipetik Panca waktu ngobrol sama Senja (Firasat) adalah buku karangan Al (Hanya Isyarat). Yang lainnya gw blom nemu sih.
Trus bagaimana nasib dari cinta yang tak terucap tadi? Bagaimana kita bisa belajar untuk ikhlas meskipun mengalami cinta yang nggak bertaut? Tonton dan nikmati sensasi setiap bittersweet moment yang ada.