Life of Pi adalah sebuah film drama petualangan Amerika Serikat tahun 2012 yang didasarkan pada novel karya Yann Matel tahun 2001 dengan judul yang sama. Disutradarai Ang Lee, film ini dibuat sesuai naskah adaptasi karya David Magee, dan dibintangi oleh Suraj Sharma, Irrfan Khan, GĂ©rard Depardieu, Tabu, dan Adil Hussain. Efek visualnya dibuat oleh Rhythm & Hues Studios.
Film ini berkisah tentang seorang anak laki-laki berusia 16 tahun bernama Piscine Molitor "Pi" Patel yang terjebak di sebuah sekoci setelah bencana kapal laut yang menewaskan keluarganya, ditemani seekor harimau Benggala bernama Richard Parker. Film ini dipuji oleh para kritikus.
Film ini berkisah tentang seorang anak laki-laki berusia 16 tahun bernama Piscine Molitor "Pi" Patel yang terjebak di sebuah sekoci setelah bencana kapal laut yang menewaskan keluarganya, ditemani seekor harimau Benggala bernama Richard Parker. Film ini dipuji oleh para kritikus.
SINOPSIS
Pi Patel, seorang imigran dari India yang tinggal di Kanada, didatangi oleh seorang novelis setempat yang mengetahui keberadaannya dari "paman" (kerabat keluarga), percaya bahwa kisah hidup Pi bisa dijadikan sebuah buku yang hebat. Pi memberitahu kisahnya:
Ia diberi nama "Piscine Molitor" oleh orang tuanya sesuai nama sebuah kolam renang di Perancis. Ia mengubah namanya menjadi "Pi" saat menginjak sekolah menengah, karena muak terus diejek dengan julukan "Pissing Patel". Keluarganya memiliki kebun binatang di kota tempat tinggalnya, dan Pi sangat tertarik dengan hewan-hewan di sana, termasuk seekor harimau Benggala bernama Richard Parker (akibat kesalahan teknis); untuk mengajarkannya kenyataan sifat harimau sebagai hewan karnivora, ayah Pi memaksanya menyaksikan si harimau membunuh seekor kambing. Pi dibesarkan sebagai seorang Hindu dan vegetarian, namun ketika berusia 12 tahun, ia diperkenalkan dengan ajaran Kristen dan kemudian Islam, dan mulai mengikuti ketiga agama tersebut (ketika dewasa Pi mengaku menganut Katolik-Hindu, dan saat ditanya apakah ia juga seorang Yahudi, ia menjawab bahwa ia mengajar Kabbalah di universitas).
Saat berusia 16 tahun (dan mengalami cinta pertama), ayahnya memutuskan menutup kebun binatang tersebut dan pindah ke Kanada dan memindahkan hewan-hewannya. Mereka memesan tiket untuk satu keluarga dan hewan-hewan mereka (untuk dijual di Amerika Utara) di kapal barang Jepang bernama Tsimtsum. Kapal ini terhempas badai besar dan mulai tenggelam saat Pi sedang berada di geladak. Ia mencoba menemukan keluarganya, tetapi didorong ke dalam sekoci, dan tanpa daya menyaksikan kapal tersebut tenggelam, menewaskan keluarganya dan para awak kapal.
Setelah badai berakhir, Pi menemukan dirinya berada di dalam sekoci bersama seekor zebra yang terluka dan didatangi seekor orangutan yang kehilangan anaknya. Seekor hyena muncul dari terpal yang menutupi separuh sekoci dan tidak lama kemudian menggigit zebra tersebut sekaligus membunuhnya. Saat Pi panik, si hyena juga melukai orangutan sampai tewas dalam satu pertarungan. Tiba-tiba Richard Parker muncul dari bawah terpal dan membunuh hyena tersebut.
Pi menemukan cadangan makanan dan air darurat di dalam sekoci, dan membangun rakit terapung kecil untuk menjauhkan dirinya dari Richard Parker. Sadar bahwa ia harus memberi makan si harimau untuk melindungi dirinya, Pi mulai memancing dan agak berhasil. Ia juga mengumpulkan air hujan untuk keduanya, dan membantu Richard Parker yang putus asa kembali naik sekoci setelah berenang mencari ikan. Pada malam hari, saat bertemu ikan paus, Pi kehilangan sebagian besar persediaannya dan mengalami kelaparan. Setelah berhari-hari di laut, Pi sadar bahwa ia tidak bisa lagi tinggal di rakit tersebut dan mulai melatih Richard Parker untuk menerima kehadirannya di sekoci. Ia juga mengetahui bahwa menyayangi si harimau membuatnya tetap semangat.
Setelah berminggu-minggu di laut, mereka mencapai sebuah pulau terapung terbuat dari rumput laut yang bisa dimakan dan memiliki hutan, air tawar, dan banyak sekali meerkat, sehingga Pi dan Richard Parker bisa makan dan minum dengan bebas sekaligus mengumpulkan tenaga. Namun pada malam hari, pulau ini berubah menjadi daerah yang kejam dan mengubah air tawar di sana menjadi zat asam. Pi menemukan gigi manusia di dalam sebuah tumbuhan dan menyimpulkan bahwa tumbuhan di sana bersifat karnivora. Akibatnya, mereka segera meninggalkan pulau itu.
Sekoci tersebut akhirnya mencapai pesisir Meksiko. Sampai di darat, Richard Parker berhenti di depan hutan. Pi berharap Richard Parker akan menengok dirinya dan berlagak seolah ingin mengucapkan selamat tinggal. Sayang sekali si harimau terus melihat ke dalam hutan dan berjalan masuk. Pi putus asa karena Richard Parker tidak pernah peduli dengan dirinya dan mulai menangis saat dibawa ke rumah sakit. Di rumah sakit, para agen asuransi untuk kapal barang Jepang tersebut datang untuk mendengarkan kesaksiannya atas insiden yang dialami. Mereka menganggap ceritanya mustahil, dan memintanya menceritakan yang "sebenarnya" demi kredibilitas laporan mereka. Pi akhirnya memberikan kesaksian terperinci tentang berbagi sekoci dengan ibunya, seorang pelaut yang patah kaki, dan koki kapal. Dalam cerita tersebut, sang koki membunuh pelaut, kemudian ibu Pi, dan memakai jasadnya sebagai umpan dan makanan. Pi kemudian membunuh koki tersebut untuk balas dendam.
Di masa kini, sang penulis mengetahui kesamaan di antara kedua cerita: orangutan adalah ibu Pi, zebra adalah pelaut, hyena adalah koki, dan Richard Parker si harimau adalah Pi sendiri. Pi ingin tahu cerita mana yang ia pilih; ia memilih cerita yang ada harimaunya, dan ditanggapi Pi "Dan begitu pula dengan Tuhan." Melihat salinan laporan asuransi, sang penulis membaca komentar penutup kisah luar biasa bertahan hidup selama 227 hari di lautan, terutama dengan harimau--yang menandakan bahwa para agen asuransi tersebut akhirnya memilih cerita pertama.
Ia diberi nama "Piscine Molitor" oleh orang tuanya sesuai nama sebuah kolam renang di Perancis. Ia mengubah namanya menjadi "Pi" saat menginjak sekolah menengah, karena muak terus diejek dengan julukan "Pissing Patel". Keluarganya memiliki kebun binatang di kota tempat tinggalnya, dan Pi sangat tertarik dengan hewan-hewan di sana, termasuk seekor harimau Benggala bernama Richard Parker (akibat kesalahan teknis); untuk mengajarkannya kenyataan sifat harimau sebagai hewan karnivora, ayah Pi memaksanya menyaksikan si harimau membunuh seekor kambing. Pi dibesarkan sebagai seorang Hindu dan vegetarian, namun ketika berusia 12 tahun, ia diperkenalkan dengan ajaran Kristen dan kemudian Islam, dan mulai mengikuti ketiga agama tersebut (ketika dewasa Pi mengaku menganut Katolik-Hindu, dan saat ditanya apakah ia juga seorang Yahudi, ia menjawab bahwa ia mengajar Kabbalah di universitas).
Saat berusia 16 tahun (dan mengalami cinta pertama), ayahnya memutuskan menutup kebun binatang tersebut dan pindah ke Kanada dan memindahkan hewan-hewannya. Mereka memesan tiket untuk satu keluarga dan hewan-hewan mereka (untuk dijual di Amerika Utara) di kapal barang Jepang bernama Tsimtsum. Kapal ini terhempas badai besar dan mulai tenggelam saat Pi sedang berada di geladak. Ia mencoba menemukan keluarganya, tetapi didorong ke dalam sekoci, dan tanpa daya menyaksikan kapal tersebut tenggelam, menewaskan keluarganya dan para awak kapal.
Setelah badai berakhir, Pi menemukan dirinya berada di dalam sekoci bersama seekor zebra yang terluka dan didatangi seekor orangutan yang kehilangan anaknya. Seekor hyena muncul dari terpal yang menutupi separuh sekoci dan tidak lama kemudian menggigit zebra tersebut sekaligus membunuhnya. Saat Pi panik, si hyena juga melukai orangutan sampai tewas dalam satu pertarungan. Tiba-tiba Richard Parker muncul dari bawah terpal dan membunuh hyena tersebut.
Pi menemukan cadangan makanan dan air darurat di dalam sekoci, dan membangun rakit terapung kecil untuk menjauhkan dirinya dari Richard Parker. Sadar bahwa ia harus memberi makan si harimau untuk melindungi dirinya, Pi mulai memancing dan agak berhasil. Ia juga mengumpulkan air hujan untuk keduanya, dan membantu Richard Parker yang putus asa kembali naik sekoci setelah berenang mencari ikan. Pada malam hari, saat bertemu ikan paus, Pi kehilangan sebagian besar persediaannya dan mengalami kelaparan. Setelah berhari-hari di laut, Pi sadar bahwa ia tidak bisa lagi tinggal di rakit tersebut dan mulai melatih Richard Parker untuk menerima kehadirannya di sekoci. Ia juga mengetahui bahwa menyayangi si harimau membuatnya tetap semangat.
Setelah berminggu-minggu di laut, mereka mencapai sebuah pulau terapung terbuat dari rumput laut yang bisa dimakan dan memiliki hutan, air tawar, dan banyak sekali meerkat, sehingga Pi dan Richard Parker bisa makan dan minum dengan bebas sekaligus mengumpulkan tenaga. Namun pada malam hari, pulau ini berubah menjadi daerah yang kejam dan mengubah air tawar di sana menjadi zat asam. Pi menemukan gigi manusia di dalam sebuah tumbuhan dan menyimpulkan bahwa tumbuhan di sana bersifat karnivora. Akibatnya, mereka segera meninggalkan pulau itu.
Sekoci tersebut akhirnya mencapai pesisir Meksiko. Sampai di darat, Richard Parker berhenti di depan hutan. Pi berharap Richard Parker akan menengok dirinya dan berlagak seolah ingin mengucapkan selamat tinggal. Sayang sekali si harimau terus melihat ke dalam hutan dan berjalan masuk. Pi putus asa karena Richard Parker tidak pernah peduli dengan dirinya dan mulai menangis saat dibawa ke rumah sakit. Di rumah sakit, para agen asuransi untuk kapal barang Jepang tersebut datang untuk mendengarkan kesaksiannya atas insiden yang dialami. Mereka menganggap ceritanya mustahil, dan memintanya menceritakan yang "sebenarnya" demi kredibilitas laporan mereka. Pi akhirnya memberikan kesaksian terperinci tentang berbagi sekoci dengan ibunya, seorang pelaut yang patah kaki, dan koki kapal. Dalam cerita tersebut, sang koki membunuh pelaut, kemudian ibu Pi, dan memakai jasadnya sebagai umpan dan makanan. Pi kemudian membunuh koki tersebut untuk balas dendam.
Di masa kini, sang penulis mengetahui kesamaan di antara kedua cerita: orangutan adalah ibu Pi, zebra adalah pelaut, hyena adalah koki, dan Richard Parker si harimau adalah Pi sendiri. Pi ingin tahu cerita mana yang ia pilih; ia memilih cerita yang ada harimaunya, dan ditanggapi Pi "Dan begitu pula dengan Tuhan." Melihat salinan laporan asuransi, sang penulis membaca komentar penutup kisah luar biasa bertahan hidup selama 227 hari di lautan, terutama dengan harimau--yang menandakan bahwa para agen asuransi tersebut akhirnya memilih cerita pertama.
PENDAPAT
film terbaik yang kutonton dalam satu dasawarsa ini"; efeknya fantastis, terutama sang harimau Richard Parker; akting Suraj Sharma luar biasa, "aku menantikan film-film Sharma berikutnya"; "aku seorang ateis, dan aku menangis setelah menontonnya. Ini bukan masalah apakah seseorang percaya atau tidak kepada Tuhan. Film ini tentang sifat manusia yang kadang indah dan kadang mengerikan dalam kehidupan di bumi.