SINOPSIS
Eat, Pray, Love adalah film yang diangkat dari buku best seller karya Elizabeth Gilbert. Buku Eat, Pray, Love sendiri menceritakan kisah penulis yang bangkit dari keterpurukan setelah perceraian dari perkawinannya yang tidak membawa kebahagiaan dalam hidupnya. Pencarian makna hidupnya dilalui dengan melakukan perjalanan ke beberapa tempat di dunia, salah satunya di Bali Indonesia.
Dengan begitu kepopuleran Buku Eat, Pray, Love juga ikut meningkatkan popularitas Bali di mata Internasional. Begitupun dalam pembuatan filmnya berlokasi di beberapa tempat di Bali Indonesia. Mau tau kisah dalam film “Eat, Pray, Love”?
berikut sedikit ringkasan kisah nyata Elizabeth Gilbert yang berprofesi sebagai seorang jurnalis yang resah mencari makna kehidupan (dikutip dari kompas.com).
Memasuki usia 30 tahun, Gilbert telah mendapatkan semua yang diinginkan oleh seorang wanita Amerika modern, yaitu seorang pendamping hidup, rumah mewah, dan karier yang cemerlang.
Namun, semua itu tak membuatnya bahagia. Gilbert yang ambisius justru menjadi panik, sedih, dan bimbang menghadapi kehidupannya. Gilbert merasakan pedihnya perceraian, depresi, kegagalan cinta, dan kehilangan pegangan dalam hidupnya.
Untuk memulihkan dirinya, Gilbert pun mengambil langkah yang cukup ekstrem. Dia meninggalkan pekerjaan dan orang-orang yang dikasihinya untuk melakukan petualangan seorang diri berkeliling dunia.
Bagi seorang perempuan yang berpenampilan menarik, perjalanan solo ini jelas petualangan seru. Makan, doa, dan cinta adalah catatan kejadian di bulan-bulan pencarian jati dirinya itu.
Dalam petualangannya itu, Gilbert menetapkan tujuan ke tiga tempat berbeda. Di setiap negara, ia meneliti aspek kehidupan dengan latar budayanya masing-masing.
Italia menjadi tempat tujuan pertamanya. Di negeri yang elok ini, Gilbert mempelajari seni menikmati hidup dan bahasa Italia. Tak lupa, ia juga mengumbar nafsu makannya dengan menyantap aneka masakan Italia yang enak-enak. Wajar saja jika kemudian bobot tubuhnya pun bertambah 12 kilogram.
Dari Italia, Gilbert bertolak menuju India. Di negeri ini dia mempelajari seni devosi atau penyerahan diri di sebuah Ashram atau padepokan Hindu. Ia menghabiskan waktu empat bulan untuk mengeksplorasi sisi spiritualnya.
Akhirnya, Bali menjadi tujuan terakhirnya. Di Pulau Dewata inilah wanita matang ini menemukan tujuan hidupnya, yakni kehidupan yang seimbang antara kegembiraan duniawi dan ketenangan batin.
Ia menjadi murid seorang dukun tua bernama Ketut Liyer yang juga seorang pelukis dan peramal lewat bacaan garis tangan. Gilbert juga bersahabat dengan Nyoman, penjual jamu tradisional Bali.
Dan yang terpenting, di Bali, Gilbert yang sudah apatis dan merasa tak akan pernah lagi bisa berhubungan romantis dengan lelaki mana pun, akhirnya malah menemukan kembali cinta sejati pada diri Felipe, pria separuh baya asal Brasil yang jauh lebih tua darinya.
PENDAPAT
Film Eat, Pray, Love ini dibuat oleh orang-orang ternama di perfilman Internasional. Disutradarai oleh Ryan Murphy, produser Brad Pitt dan Dede Gardner, penulis naskah Ryan Murphy dan Jennifer Salt. Pemain yang dilibatkan Julia Roberts (Elizabeth Gilbert), Javier Bardem (Felipe), Richard Jenkins (Richard), Viola Davis (Delia).
Untuk sebuah film yang memuat kisah spiritualitas yang cukup berisi, Eat Pray Love harus diakui berhasil melakukan tugasnya dengan baik. Kelemahan film ini murni terletak pada kegagalan Ryan Murphy sebagai seorang sutradara untuk mempertahankan intensitas cerita di sepanjang film. Durasi yang panjang akibat adanya beberapa penambahan detil di sepanjang cerita juga menjadi faktor yang membuat intensitas cerita menjadi kurang terjaga dengan baik, khususnya di segmen akhir film ini.
Untungnya Eat Pray Love memiliki jajaran pemeran yang cukup berkualitas. Julia Roberts menjadi nyawa utama film ini dan berhasil memberikan daya tarik yang sangat kuat terhadap karakter yang ia mainkan. Tidak istimewa, namun ditambah dengan berbagai pilihan gambar yang sangat mempesona mata, Eat Pray Love menjadi sebuah perjalanan yang cukup layak untuk disimak kisahnya.
Untungnya Eat Pray Love memiliki jajaran pemeran yang cukup berkualitas. Julia Roberts menjadi nyawa utama film ini dan berhasil memberikan daya tarik yang sangat kuat terhadap karakter yang ia mainkan. Tidak istimewa, namun ditambah dengan berbagai pilihan gambar yang sangat mempesona mata, Eat Pray Love menjadi sebuah perjalanan yang cukup layak untuk disimak kisahnya.