SINOPSIS
Film drama Thailand yang satu ini sedikit membuka mata saya mengenai genre drama. Film yang berjudul Dear Galileo ini berkisah mengenai perjalanan dua sahabat ke Eropa. Dilatarbelakangi atas berbagai masalah yang sedang dihadapi, Cherry (Chutima Teepanart) dan Noon (Jarinporn Joonkiat) memutuskan untuk “melarikan” diri dari kepenatan dan nekat berkelana di negeri orang. Tentunya, bertahan hidup di Eropa bukanlah hal yang mudah. Keduanya harus bekerja setiap hari di restoran untuk sesuap nasi dan membayar sewa tempat tinggal. Mereka juga harus siap menghadapi kemungkinan yang dapat menghampiri mereka kapan pun: perpecahan. Kekuatan persahabatan Cherry dan Noon benar-benar diuji. Berhasilkah mereka bertahan dan kembali ke Thailand bersama-sama?
PENDAPAT
Ada beberapa hal yang menjadikan film ini layak tonton. Pertama, film ini dikemas dengan gaya penceritaan yang sangat unik. Tema mengenai perjalanan dua orang sahabat lengkap dengan konflik yang menghinggapi termasuk jarang digunakan. Bagusnya lagi, sang sutradara, Nithiwat Tharathorn (Season Change, 2006), berhasil mengarahkan dua pemain utamanya untuk memunculkan chemistry mendalam. Tentunya, sebuah film tidak akan dibilang baik secara keseluruhan jika tidak ada koherensi antara tema cerita, konsep, penyutradaraan, dan akting pemainnya. Film ini memenuhi semua kualifikasi yang saya sebutkan tersebut.
Kedua, film ini dibuat tidak hanya untuk hiburan semata, namun juga memiliki nilai khusus yang dapat dirasakan penonton setelah selesai menontonnya. Terkadang, ada beberapa jenis penonton yang memang tidak ingin hanya mendapatkan pleasure dari film yang ditontonnya, namun juga arti, nilai, dan makna dari film itu sendiri yang bisa dijadikan bahan perenungan. Bagi saya, film ini memberikan itu semua.
Sekilas, film ini akan tampak lebih pantas disaksikan oleh remaja perempuan karena temanya yang sangat “girly”. Saya tidak menampik pendapat itu namun film ini tetap pantas ditonton oleh siapa pun dari golongan usia dan gender mana pun.