Tim Burton kembali menunjukkan kepiawaiannya dalam menggarap film bernuansa gothic melalui Dark Shadows. Sutradara Alice in Wonderland ini juga tidak lupa mengajak Johnny Depp dan Helena Bonham Carter dalam proyek yang diadaptasi dari seri opera sabun di tahun 1966—1971 ini. Dengan kualitas sutradara dan pemeran yang tidak perlu dipertanyakan lagi, seperti apa hasil eksekusi film fantasi komedi ini?
SINOPSIS
Cerita Dark Shadows berawal di tahun 1782 ketika keluarga Collins pindah dari kota Liverpool, Inggris, dan membangun kota Collinsport di Amerika Serikat. Sang anak, Barnabas (Depp), menyakiti hati Angelique Bouchard (Eva Green) yang bekerja di kediaman keluarga Collins, Collinwood Manor. Angelique yang ternyata merupakan seorang penyihir, memutuskan untuk membunuh kedua orangtua Barnabas untuk balas dendam. Kecewa karena hati Barnabas justru berpaling ke Josette DuPres (Bella Heathcote), Angelique memutuskan untuk membunuh wanita tersebut dan mengutuk Barnabas menjadi vampir. Masih gagal mendapatkan hati Barnabas, Angelique menghasut warga Collinsport yang kemudian memenjarakan Barnabas di dalam kubur.
Selang 190 tahun setelah kejadian tersebut, Barnabas dibangunkan oleh sejumlah pekerja yang secara tidak sengaja menggali dan menemukan petinya. Didorong rasa haus yang tertahan selama dua abad, Barnabas membunuh para pekerja dan kembali ke Collinwood Manor yang kini didiami oleh generasi terbaru dari keluarga Collins. Bertemu dengan anggota keluarga yang disfungsional tersebut dan musuh bebuyutannya, petualangan Barnabas pun dimulai!
Selang 190 tahun setelah kejadian tersebut, Barnabas dibangunkan oleh sejumlah pekerja yang secara tidak sengaja menggali dan menemukan petinya. Didorong rasa haus yang tertahan selama dua abad, Barnabas membunuh para pekerja dan kembali ke Collinwood Manor yang kini didiami oleh generasi terbaru dari keluarga Collins. Bertemu dengan anggota keluarga yang disfungsional tersebut dan musuh bebuyutannya, petualangan Barnabas pun dimulai!
PENDAPAT
Satu hal yang langsung menarik perhatian saya ketika menonton Dark Shadows adalah efek visual yang berhasil mengombinasikan nuansa gothic yang gelap dengan warna-warni khas ’70-an. Kombinasi jitu yang dipersembahkan oleh Burton menghasilkan pengalaman visual yang menyenangkan. Apalagi Burton menambahkan bumbu-bumbu humor yang pintar, dari konten dialog yang menabrakkan gaya bahasa abad ke-18 dengan era ’70-an hingga beragam aksi yang berhasil mengundang gelak tawa penonton.
Jajaran aktor yang menghiasi film ini pun berhasil mengimbangi kemampuan akting Depp, seperti Helena Bonham Carter yang berperan sebagai Dr. Julia Hoffman, seorang psikiater yang menangani masalah David (Gulliver McGrath), anggota termuda dalam keluarga Collins. Sama seperti Depp, aktris yang satu ini hampir tidak pernah gagal memainkan setiap peran yang diembannya, serta kerap menjadi langganan dalam film garapan Burton. Ekspresi dan gaya setengah mabuk khas Carter dibawa dalam film ini dan berhasil menjadi eksekutor lelucon yang jitu. Selain kedua aktor tersebut, Dark Shadows menjadi tempat reuni Burton dengan Michelle Pfeiffer, pemeran Elizabeth Collins, yang sebelumnya bekerja sama dalam Batman Returns di tahun 1992.
Jajaran aktor yang menghiasi film ini pun berhasil mengimbangi kemampuan akting Depp, seperti Helena Bonham Carter yang berperan sebagai Dr. Julia Hoffman, seorang psikiater yang menangani masalah David (Gulliver McGrath), anggota termuda dalam keluarga Collins. Sama seperti Depp, aktris yang satu ini hampir tidak pernah gagal memainkan setiap peran yang diembannya, serta kerap menjadi langganan dalam film garapan Burton. Ekspresi dan gaya setengah mabuk khas Carter dibawa dalam film ini dan berhasil menjadi eksekutor lelucon yang jitu. Selain kedua aktor tersebut, Dark Shadows menjadi tempat reuni Burton dengan Michelle Pfeiffer, pemeran Elizabeth Collins, yang sebelumnya bekerja sama dalam Batman Returns di tahun 1992.
Sejujurnya, sulit bagi saya untuk mencari keburukan dari film ini, sampai akhirnya adegan pertarungan final antara Barnabas dan Angelique terjadi. Walaupun tidak termasuk dalam genre action, ekspektasi saya terhadap pertarungan antara seorang vampir dan penyihir dapat dihadirkan dengan gerakan-gerakan dan efek visual yang menakjubkan. Apalagi dengan teknologi yang disuguhkan dalam industri perfilman saat ini. Namun, bukan itu yang disuguhkan dalam film ini. Pertarungan tersebut dihiasi dengan sihir dan kehancuran, tetapi tidak cukup epik untuk menarik saya merasakan nuansa tegang di dalamnya. Selain itu, ada beragam kejadian yang cukup mengejutkan dan kurang penjelasan sehingga tertinggal perasaan “menggantung” di akhir cerita.
Secara keseluruhan, film ini merupakan film yang sangat patut ditonton, terutama bagi Anda yang menginginkan sebuah hiburan yang mampu mengocok perut. Setiap eksekusi adegan, baik dari segi dialog maupun efek visual, terasa mulus dan sangat menyenangkan. Selamat menikmati!
Secara keseluruhan, film ini merupakan film yang sangat patut ditonton, terutama bagi Anda yang menginginkan sebuah hiburan yang mampu mengocok perut. Setiap eksekusi adegan, baik dari segi dialog maupun efek visual, terasa mulus dan sangat menyenangkan. Selamat menikmati!
SCREENSHOTS