Latest Movie :

The Incredible Hulk


SINOPSIS

Bisa dikatakan kalau Hulk bukanlah seorang superhero. Tapi mungkin dia adalah seorang antihero. Paling tidak, dibanding Superman, Batman, dan Spider-Man, yang penuh kesadaran mengenakan jubah superhero saat menyelamatkan dunia dari angkara murka, Bruce Banner sebetulnya ingin ”mengusir” Hulk, monster hijau dalam dirinya yang selalu saja menguasai tubuh dan jiwanya jika ia sedang dalam keadaan murka.

Sementara Hulk interpretasi Ang Lee (produksi tahun 2003) atas tokoh komik Marvel ciptaan Stan Lee yang diperankan Eric Bana lebih banyak berkisar pada drama psikologis seorang ilmuwan yang—akibat sebuah kecelakaan eksperimen—berubah menjadi raksasa hijau bernama Hulk setiap kali ia murka, The Incredible Hulk memilih setia pada resep Hollywood: ringan, ritme yang ringkas, dan superhero kita memiliki masa lalu yang merobek hati: seorang gadis yang dicintainya, yang tak dapat disentuhnya lagi.

Siapa lagi yang bisa memerankan sosok seperti itu kalau bukan Edward Norton? Tampaknya, superhero Marvel tak lagi memilih pahlawannya dengan tubuh atletis dan ketampanan yang klasik seperti Christopher Reeve. Kini wajah bandel seperti Robert Downey Jr untuk Iron Man dan wajah yang meraup simpati seperti Edward Norton menjadi pilihan yang tepat. Selain itu, mereka adalah aktor dengan kekayaan yang luar biasa. Kehebatan superpower mereka diserahkan pada kekuatan CGI sajalah. Mereka bisa berkonsentrasi pada seni peran saat mereka menjadi ”manusia biasa”.

Pilihan untuk membuka film di sebuah sudut kumuh Brasil pun cerdas. Kita segera tahu, Bruce Banner, yang tengah menjadi ”buron” dari Jenderal Ross (William Hurt), pasti akan kejar-kejaran dengan pasukan tentara elite yang tengah memburunya. Bentuk perumahan kumuh yang bertingkat-tingkat dan penuh peluh berkilat-kilat itu menjadi visual yang lezat untuk adegan laga yang eksotis. Dan, hm, Edward Norton yang sebetulnya bukan aktor dengan kegantengan yang standar itu, yang sudah berhasil mencuri hati kita sejak penampilannya dulu pada debutnya dalam film Primal Fear, kini semakin saja meluluhkan hati.

Bruce Banner versi Norton adalah ”buron” yang dikejar-kejar seorang jenderal yang gila oleh eksperimen senjata. Kebetulan sang Jenderal adalah ayah kekasihnya, Betty Ross (si jelita Liv Tyler). Penderitaan demi penderitaan yang dilalui Bruce, yang akhirnya membawa kembali ke kampus tempat Betty mengajar, akhirnya mempertemukan sepasang kekasih itu, yang sayangnya tak bisa bercinta. ”I cannot get excited,” kata Bruce merana. Jika dia bergairah, dia akan ”meledak” menjadi Hulk. Repot betul, ya, seperti orang sakit jantung.

Sementara itu, sang Jenderal punya ”peliharaan” baru bernama Emil Blonsky (Tim Roth), anggota militer yang memiliki ambisi tinggi. Mudah diduga, seperti resep Spider-Man dan Iron Man, Blonsky kemudian menjelma menjadi makhluk yang jauh lebih besar dan keji daripada Hulk. Kini kita berhadapan dengan dua raksasa: yang satu baik dan jelas mencintai Betty; yang lainnya destruktif dan berbahaya. Sang Jenderal kelabakan. Mau tak mau, hanya Hulk yang bisa mengatasi makhluk jelmaan Blonsky itu.

Skenario film The Incredible Hulk yang, konon, diobrak-abrik lagi oleh Edward Norton (dia juga pernah menulis skenario Frieda) ini memang jauh lebih seru dan cocok untuk tontonan musim panas dibanding karya Ang Lee, yang lebih berfokus pada dualisme karakter Bruce Banner. Norton mengikuti pola yang diinginkan penonton, yang ingin sang superhero menang sekaligus mendapat simpati atas duka derita yang dialaminya. Sesekali di antara gedebak-gedebuk, kejar-mengejar, dan adegan Hulk yang mengobrak-abrik tank para tentara, tentu kepada kita juga disajikan Bruce yang mencoba menghindar dari sentuhan satu-satunya wanita yang ia cintai. Menyentuh. Dan, tentu saja, ala Hollywood.

Akhir dari film ini adalah sebuah crossover yang membuat para penggemar komik Marvel kelojotan: Tony Stark alias Iron Man nongol, bertukar pantun dengan Jenderal Ross yang sudah mabuk. Siapa yang tidak bergairah melihat ada superhero lain terselip di dalam superhero kesayangannya? Jadi, meski Bruce Banner mengatakan, ”Aku tak ingin mengontrol Hulk, aku ingin mengenyahkan Hulk dari dalam diriku,” tetap saja penggemarnya menganggap Hulk seperti sosok superhero. Bukan antihero. Tak peduli jika empunya tubuh itu sungguh tak menginginkan Hulk bergelantungan di dalam dirinya.

SCREENSHOTS

Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. FILM AND GAMES "KUBU RAYET" - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger