SINOPSIS
Semua orang mengira bahwa Ozunu Clan, sebuah klan pembunuh yang tak akan ragu-ragu menghabisi nyawa orang, hanyalah sebuah mitos yang hidup dalam masyarakat selama ratusan tahun. Tapi mitos itu adalah sesuatu yang nyata buat Raizo (Rain) karena Raizo adalah bagian dari Ozunu Clan. Raizo adalah salah satu mesin pembunuh klan ini.
Raizo telah menjadi bagian dari klan ini sejak ia masih kecil. Raizo diculik kelompok ini dan selama bertahun-tahun dilatih menjadi mesin pembunuh yang efektif. Satu kesalahan Ozunu adalah membunuh sahabat baik Raizo dan peristiwa tragis ini membuat Raizo menjadi musuh besar kelompok yang tak pernah diketahui keberadaannya ini. Raizo bersumpah akan membalaskan dendam sahabatnya dan melarikan diri dari Ozunu Clan.
Di saat yang bersamaan, seorang agen Europol bernama Mika Coretti (Naomie Harris) yakin bahwa ada sebuah sindikat pembunuh dari Timur Jauh yang terkait serangkaian peristiwa pembunuhan para petinggi politik di banyak negara. Tak mengindahkan perintah Ryan Maslow (Ben Miles), atasannya, Mika pun melanjutkan penyelidikannya.
Ozunu Clan yang mengetahui bahwa Mika mencurigai keberadaan mereka kemudian memerintahkan Takeshi (Rick Yune) untuk menghabisi agen Europol ini. Kalau tanpa bantuan Raizo, Mika bisa jadi sudah mati di tangan Takeshi. Tak punya pilihan lain, kini Mika hanya bisa mengandalkan bantuan Raizo untuk menggulung komplotan pembunuh yang berbahaya ini.
Cukup lama juga tidak ada film laga yang berkisah tentang ninja. Film ninja sendiri populer di tahun 1980-an dan saat itu banyak sudah film yang berusaha menguak misteri sekte yang pernah ada di Jepang ini. Buat yang sempat mengidolakan ninja barangkali film ini bisa jadi penyegar rasa dahaga meski untuk menyebut NINJA ASSASSIN ini sebagai film yang spektakuler sepertinya masih kurang tepat.
Ada beberapa kelemahan film ini dan sepertinya itu jadi trademark kebanyakan film sebangsanya. Yang pertama alur cerita kurang tertata rapi sehingga masih ada kebocoran logika di sana-sini. Terlalu banyaknya unsur kebetulan yang mengganggu logika ini cukup terasa menjengkelkan karena akhirnya film ini tak ubahnya sinetron yang menganut konsep kebetulan adalah kunci dari segalanya.
Keputusan menggunakan Rain sebagai pemeran utama sepertinya juga didasarkan munculnya tren menggunakan bintang-bintang Asia yang belakangan makin marak. Sejujurnya itu tidak banyak membantu karena selain tak punya latar belakang akting yang memadai, Rain nampaknya juga mengalami kesulitan dalam hal bahasa.
Alhasil satu-satunya senjata rahasia yang masih bisa digunakan James McTeigue sebagai sutradara adalah aksi laga dan suguhan visual. Meski sebenarnya hanya menggunakan teknik CGI namun adegan pertarungan berdarah-darah ini memang terlihat cukup bagus. Yang jelas para fans film martial arts pasti akan terpuaskan.
Untuk sebuah film yang konon hanya menelan biaya sekitar US$50 juta, NINJA ASSASSIN jelas bisa dibilang suguhan visual yang bagus. Karl Walter Lindenlaub sebagai juru kamera sepertinya paham benar cara menyajikan suguhan visual yang bagus dengan biaya yang tak terlalu tinggi.
Raizo telah menjadi bagian dari klan ini sejak ia masih kecil. Raizo diculik kelompok ini dan selama bertahun-tahun dilatih menjadi mesin pembunuh yang efektif. Satu kesalahan Ozunu adalah membunuh sahabat baik Raizo dan peristiwa tragis ini membuat Raizo menjadi musuh besar kelompok yang tak pernah diketahui keberadaannya ini. Raizo bersumpah akan membalaskan dendam sahabatnya dan melarikan diri dari Ozunu Clan.
Di saat yang bersamaan, seorang agen Europol bernama Mika Coretti (Naomie Harris) yakin bahwa ada sebuah sindikat pembunuh dari Timur Jauh yang terkait serangkaian peristiwa pembunuhan para petinggi politik di banyak negara. Tak mengindahkan perintah Ryan Maslow (Ben Miles), atasannya, Mika pun melanjutkan penyelidikannya.
Ozunu Clan yang mengetahui bahwa Mika mencurigai keberadaan mereka kemudian memerintahkan Takeshi (Rick Yune) untuk menghabisi agen Europol ini. Kalau tanpa bantuan Raizo, Mika bisa jadi sudah mati di tangan Takeshi. Tak punya pilihan lain, kini Mika hanya bisa mengandalkan bantuan Raizo untuk menggulung komplotan pembunuh yang berbahaya ini.
Cukup lama juga tidak ada film laga yang berkisah tentang ninja. Film ninja sendiri populer di tahun 1980-an dan saat itu banyak sudah film yang berusaha menguak misteri sekte yang pernah ada di Jepang ini. Buat yang sempat mengidolakan ninja barangkali film ini bisa jadi penyegar rasa dahaga meski untuk menyebut NINJA ASSASSIN ini sebagai film yang spektakuler sepertinya masih kurang tepat.
Ada beberapa kelemahan film ini dan sepertinya itu jadi trademark kebanyakan film sebangsanya. Yang pertama alur cerita kurang tertata rapi sehingga masih ada kebocoran logika di sana-sini. Terlalu banyaknya unsur kebetulan yang mengganggu logika ini cukup terasa menjengkelkan karena akhirnya film ini tak ubahnya sinetron yang menganut konsep kebetulan adalah kunci dari segalanya.
Keputusan menggunakan Rain sebagai pemeran utama sepertinya juga didasarkan munculnya tren menggunakan bintang-bintang Asia yang belakangan makin marak. Sejujurnya itu tidak banyak membantu karena selain tak punya latar belakang akting yang memadai, Rain nampaknya juga mengalami kesulitan dalam hal bahasa.
Alhasil satu-satunya senjata rahasia yang masih bisa digunakan James McTeigue sebagai sutradara adalah aksi laga dan suguhan visual. Meski sebenarnya hanya menggunakan teknik CGI namun adegan pertarungan berdarah-darah ini memang terlihat cukup bagus. Yang jelas para fans film martial arts pasti akan terpuaskan.
Untuk sebuah film yang konon hanya menelan biaya sekitar US$50 juta, NINJA ASSASSIN jelas bisa dibilang suguhan visual yang bagus. Karl Walter Lindenlaub sebagai juru kamera sepertinya paham benar cara menyajikan suguhan visual yang bagus dengan biaya yang tak terlalu tinggi.