Sosok burung hantu yang bijaksana dan misterius selalu menarik perhatian. Apalagi jika sekawanan burung hantu bersiap untuk berpetualang. Pasti seru!
Kali ini, rumah produksi WarnerBros. Pictures kembali mempersembahkan sebuah film mahakarya yang dapat dinikmati oleh keluarga, terutama para pecinta film animasi. Film Legend of the Guardians: The Owls of Ga’Hoole (LOTG) merupakan film animasi yang disutradarai Zack Snyder. Film ini diadaptasi dari sebuah buku karangan Kathryn Lasky yang berjudul Guardians of Gperta’Hoole yang merupakan buku pertama dari 4 seri buku yang diterbitkan. Dua judul buku lainnya adalah The Capture, The Journey , dan The Rescue. Tak lupa, sang sutradara juga mengemas film ini dalam format tontonan 3 Dimensi (3D).
LOTG sendiri bercerita tentang seekor burung hantu muda yang sangat menyukai cerita legenda ayahnya tentang para pejuang Ga’Hoole. Burung hantu itu bernama Soren. Pejuang Ga’Hoole yang dimaksud adalah sekelompok prajurit bersayap yang telah terlibat dalam sebuah pertempuran untuk menyelamatkan semua burung hantu dari kawanan jahat yang dikenal dengan sebutan Pure Ones. Soren pun selalu bermimpi, kelak ia dapat bergabung menjadi salah satu dalam kawanan para pahlawan itu.
Namun, saudara Soren yang bernama Kludd meragukan semua mimpi-mimpi Soren. Bahkan Kludd cenderung cemburu kepada Soren. Kludd yang merupakan kakak tertua Soren memilih terbang dan berburu untuk mencuri perhatian Ayah mereka. Sampai akhirnya, Kludd juga melontarkan ide konyol untuk mengajak Soren terbang jauh dari tempat mereka bernaung. Sayangnya, ide konyol itu diikuti oleh Soren dan kecemburuan Kludd terhadap Soren ternyata berisiko buruk untuk mereka berdua.
Kali ini, rumah produksi WarnerBros. Pictures kembali mempersembahkan sebuah film mahakarya yang dapat dinikmati oleh keluarga, terutama para pecinta film animasi. Film Legend of the Guardians: The Owls of Ga’Hoole (LOTG) merupakan film animasi yang disutradarai Zack Snyder. Film ini diadaptasi dari sebuah buku karangan Kathryn Lasky yang berjudul Guardians of Gperta’Hoole yang merupakan buku pertama dari 4 seri buku yang diterbitkan. Dua judul buku lainnya adalah The Capture, The Journey , dan The Rescue. Tak lupa, sang sutradara juga mengemas film ini dalam format tontonan 3 Dimensi (3D).
LOTG sendiri bercerita tentang seekor burung hantu muda yang sangat menyukai cerita legenda ayahnya tentang para pejuang Ga’Hoole. Burung hantu itu bernama Soren. Pejuang Ga’Hoole yang dimaksud adalah sekelompok prajurit bersayap yang telah terlibat dalam sebuah pertempuran untuk menyelamatkan semua burung hantu dari kawanan jahat yang dikenal dengan sebutan Pure Ones. Soren pun selalu bermimpi, kelak ia dapat bergabung menjadi salah satu dalam kawanan para pahlawan itu.
Namun, saudara Soren yang bernama Kludd meragukan semua mimpi-mimpi Soren. Bahkan Kludd cenderung cemburu kepada Soren. Kludd yang merupakan kakak tertua Soren memilih terbang dan berburu untuk mencuri perhatian Ayah mereka. Sampai akhirnya, Kludd juga melontarkan ide konyol untuk mengajak Soren terbang jauh dari tempat mereka bernaung. Sayangnya, ide konyol itu diikuti oleh Soren dan kecemburuan Kludd terhadap Soren ternyata berisiko buruk untuk mereka berdua.
PENDAPAT
Bagian terbaik dari Legend of the Guardian: The Owls of Ga’Hoole adalah teknik animasi yang dipersembahkan Snyder melalui teknologi 3D. Dengan teknik animasi yang sangat akurat, Snyder mampu memanfaatkan teknologi 3D tersebut dengan sangat baik dan menjadikan setiap detil film ini menjadi begitu terasa nyata. Tidak berlebihan jika dikatakan teknologi 3D yang ada di film ini merupakan pemanfaatan 3D terbaik setelah apa yang dilakukan James Cameron pada Avatar di tahun lalu.
Suatu hal yang menyenangkan ketika mengetahui Zack Snyder mau melakukan suatu hal yang berbeda dalam filmnya. Menyeberang ke sebuah film animasi keluarga dan memberikan sebuah sajian yang berbeda dari kebanyakan film-film animasi yang beredar akhir-akhir ini. Sayangnya, jalan cerita yang ingin Snyder hadirkan lewat Legend of the Guardian: The Owls of Ga’Hoole terlalu kompleks dan cenderung berbelit-belit. Ditambah dengan terlalu banyaknya karakter yang hadir – yang menyebabkan sempitnya kesempatan Snyder untuk melakukan pendalaman karakterisasi terhadap setiap karakter yang dihadirkan – membuat film ini sangat sulit untuk dapat menjangkau para penontonnya – khususnya para penonton muda. Teknologi 3D yang dihadirkan memang sangat mengagumkan dan sangat membantu memunculkan setiap detil dari gambar-gambar indah yang diberikan Snyder. Namun secara keseluruhan, Legend of the Guardian: The Owls of Ga’Hoole masih belum mampu untuk memberikan kepuasan menyeluruh kepada penontonnya.
Bagian terbaik dari Legend of the Guardian: The Owls of Ga’Hoole adalah teknik animasi yang dipersembahkan Snyder melalui teknologi 3D. Dengan teknik animasi yang sangat akurat, Snyder mampu memanfaatkan teknologi 3D tersebut dengan sangat baik dan menjadikan setiap detil film ini menjadi begitu terasa nyata. Tidak berlebihan jika dikatakan teknologi 3D yang ada di film ini merupakan pemanfaatan 3D terbaik setelah apa yang dilakukan James Cameron pada Avatar di tahun lalu.
Suatu hal yang menyenangkan ketika mengetahui Zack Snyder mau melakukan suatu hal yang berbeda dalam filmnya. Menyeberang ke sebuah film animasi keluarga dan memberikan sebuah sajian yang berbeda dari kebanyakan film-film animasi yang beredar akhir-akhir ini. Sayangnya, jalan cerita yang ingin Snyder hadirkan lewat Legend of the Guardian: The Owls of Ga’Hoole terlalu kompleks dan cenderung berbelit-belit. Ditambah dengan terlalu banyaknya karakter yang hadir – yang menyebabkan sempitnya kesempatan Snyder untuk melakukan pendalaman karakterisasi terhadap setiap karakter yang dihadirkan – membuat film ini sangat sulit untuk dapat menjangkau para penontonnya – khususnya para penonton muda. Teknologi 3D yang dihadirkan memang sangat mengagumkan dan sangat membantu memunculkan setiap detil dari gambar-gambar indah yang diberikan Snyder. Namun secara keseluruhan, Legend of the Guardian: The Owls of Ga’Hoole masih belum mampu untuk memberikan kepuasan menyeluruh kepada penontonnya.